Di bulan Agustus yang lalu, Ericsson ConsumerLab merilis hasil riset bertajuk Mobile Commerce in Emerging Asia dengan menyoroti penggunaan mobile commerce sebagai pilihan transaksi perbankan di Indonesia, Bangladesh dan Vietnam.
Hasil riset mengungkapkan bahwa 54 persen responden di Indonesia yang relatif lebih maju secara ekonomi dibanding kedua negara lain yang diriset, telah menggunakan layanan transfer dana, baik itu untuk mengirim atau menerima uang, diikuti oleh 45 persen responden di Vietnam dan 34 persen di Bangladesh.
Ketika ditanya mengenai ketertarikan untuk menggunakan layanan dengan mobile (ponsel), 49 responden di Indonesia mengungkapkan ketertarikan untuk menggunakan layanan transfer dana dengan ponsel, diikuti 26 persen dan 19 persen responden di Vietnam dan Bangladesh.
Akan tetapi tingkat pemakaian layanan mobile justru menunjukkan bahwa orang belum benar-benar menganggap layanan dengan menggunakan mobile itu dapat diandalkan keamanan dan kenyamanannya. Hanya 1 persen responden Indonesia mengaku telah menggunakan layanan layanan melalui ponsel, di bawah Bangladesh 4 persen dan sama dengan Vietnam di 1 persen.
Riset menyimpulkan juga bahwa meskipun ada kesadaran mengenai teknologi baru yang bisa dipergunakan untuk mengirimkan dana secara cepat, mudah dan aman, masyarakat dalam keseharian masih mengandalkan uang tunai dalam transaksi. Menurut riset itu, hal itu dikarenakan ekonomi negara-negara tersebut masih dicirikan oleh lingkaran kepercayaan tradisional yang dibangun dalam keluarga, pertemanan dan lingkungan yang menyimpan uang secara kolektif dan saling meminjamkan uang ketika ada kebutuhan.
Meskipun demikian, potensi pemakaian mobile commerce sebenarnya cukup besar mengingat dorongan urbanisasi di mana orang-orang yang tinggal di pedesaan berpindah ke perkotaan untuk mencari nafkah untuk menyokong keluarganya. Dan, para pekerja itu membutuhkan layanan pengiriman uang secara aman dan cepat, seperti mobile commerce.
Setidaknya 57 responden Indonesia berminat menggunakan pembayaran melalui mobile untuk membayar rekening listrik, PAM, dan pengeluaran rutin lainnya, sedangkan minat responden di Bangladesh dan Vietnam untuk memakai pembayaran mobile masing-masing 78 persen dan 37 persen.