Panduan meracik kisah yang viral. Belajar dari para buzzer

Breaking news! Terungkap! Terkuak! Fakta membuktikan!

Panduan ini diinspirasi oleh kisah-kisah, berita-berita propaganda, meme meme lucu tapi menohok, foto tanpa tanggal dan sumber namun dibumbui sindiran dan tusukan untuk pihak yang mau dibela atau yang mau bayar. Kadang-kadang kita perlu belajar dari hal yang sehari-hari mempengaruhi emosi kita.

Tujuan belajar ini adalah membiasakan kita membuat sendiri, meramu sendiri kisah-kisah itu untuk membangun konstruksi sosial yang kita inginkan. Atau, ketrampilan ini juga bisa dipakai untuk menandingi konstruksi sosial dan narasi dari mereka yang selama ini telah malang melintang di dunia per-buzzer-an.

Kalau semua bisa dan mahir dengan teknik ini mungkin profesi ini perlu berinovasi supaya menemukan cara yang lebih canggih dan tidak membosankan.

Pada dasarnya, jejak jejak hasil karya para digital mercenaries itu bisa dilacak dengan pola, gaya bahasa yang dimiliki, dan jenis materi yang diracik.

1. (Hampir) selalu di awali dengan punchline yang menarik seperti:
Terkuak!, Fakta! Berita Terbaru! Akhirnya terungkap!, Breaking News!, Inilah!, Geger!, Menggetarkan!, Makjleb, Dhuar! Tahukan kalian? Makin banyak tanda seru makin bagus. Atau, pakai tanda tanya, cari kata-kata gugatan. Inikah? Tahukah?

2. Tulisan atau foto jarang menyertakan penunjuk waktu dan tempat. Atau, kalaupun menyertakannya, hanya dipakai jika menguatkan narasi yang mau dibangun. Perbandingan dengan foto lain yang juga jarang menyertakan petunjuk waktu dan tempat, dipergunakan untuk menunjukkan kontras dan pertentangan. Konflik, paradoks selalu menarik untuk membuat klimaks sebuah kisah.

3. Ditutup dengan seruan untuk menyebarkan kisah, bahasa kerennya Call to Action: Sebarkan!,  Ayo, atau seruan/perintah yang dibungkus dalam sebuah pertanyaan. Relakah? Apakah kita akan tinggal diam? dan semacamnya.

4. Cara membagikan kisah bisa melalui beberapa cara. Namun ini salah satu cara tersederhana yang saya tahu.

a. Miliki beberapa akun Facebook, Twitter. 5-10 idealnya untuk hasil maksimal. Gratis kok tinggal membuat baru. Syaratnya juga mudah, dengan memakai akun email Google, Yahoo, atau Hotmail.

b. Namun, akun yang baru dibuat, terlalu mudah diendus oleh para penggiat anti-hoax, sehingga cara lain yang lebih meyakinkan adalah mengambil alih penguasaan akun-akun yang lama tidak diupdate oleh penggunanya. Cara mengambil alih? Gampang. Siapkan email penampung, tinggal bilang bahwa kita lupa password pada penyedia platform sosmed. Paling banter kita diminta menyebut kota asal pemilik. Beberapa teman, memiliki beberapa akun yang ditinggalkan karena lupa password dan email yang terkoneksi dengan akun itu pun sudah lupa passwordnya. Ini akun sempurna untuk diubah menjadi akun zombie.

c. Akun zombie ini bisa dipakai sebagai publisher pertama kisah. Supaya terkesan 'genuine' dan 'orisinil' pakai kata-kata yang membangkitkan emosi. Istilah kebun binatang, singgung SARA biar seru, atau provokasi pihak yang diharapkan akan segera merespon. dlsb. Santai saja. Toh, yang dipakai adalah akun orang lain.

d. Kalau kita punya 5-10 akun zombie, akan lebih mudah memainkan isu. Masing-masing akun zombie mencolek melalui 'tag' atau mention ke orang-orang yang friendsnya banyak, followernya bejibun, dan aktif serta bersumbu pendek. Harapannya,  reaksinya pun akan optimal juga. Atau, colek para "certified buzzer" yang dari track recordnya berkomentar tertentu anti atau menyokong pihak tertentu.

e. Kalau sudah viral. Hapus postingan pertama dari timeline supaya terkesan lebih meyakinkan. "Saya takut di-bully", itu pesan untuk para pembully yang tidak waspada tengah mengejar zombie. Menghapus timeline itu penting, untuk memberi kesan, seolah-olah orang yang membully pintar. Mereka biasanya sudah siap dengan screen capture. Basi!

f. Tenang saja. Kisah itu sejelek dan sebodoh apapun, selalu berkaki dan bersayap. Dia bisa berjalan kemana mana, dan terbang ke mana mana. Selalu ada yang membeli kisah itu. Umurnya pun seringkali panjang dan bertahun-tahun dan bisa di daur ulang.

h. Supaya tambah meyakinkan lagi dan 'berkelas', pakai'modal' sedikit, beli beberapa nama domain. Murah kok? Seratus ribuan saja per satu nama domain. Jangan lupa pakai mode sembunyikan nama pembeli domain. Setelah itu, buat websitenya dan posting kisah di website. Lagi-lagi supaya lebih meyakinkan, postinglah di tengah-tengah postingan lain yang tampaknya objektif supaya memberi kesan alamiah. Ambil saja dari website lain yang ada. 

Mudah, bukan?

Kira-kira sekian dulu.

Ingat! Sebarkan!



Postscript: Tujuan tulisan ini adalah untuk mencerahkan orang-orang terdekat dan tersayang yang akhir-akhir ini terpontang-panting oleh kisah-kisah seru yang mulai membosankan

by Damar Harsanto
Previous Post Next Post